Small Cute Grey Red Outline Pointer
Your IP is :
>
Speak Well :)


Maximum quality for Chrome
1366 x 768 screen resolution

Skin by Le Vans. xoxo
»Apa rasanya jadi anjing?!
Sabtu, 26 November 2011

Photobucket

Photobucket

disini, gue bukan mau nanya ke seseorang 'apa rasanya menjadi Anjing?' bukan bukan gue bukan mau nanya itu =D
gue mau tanya ke kalian.. apakah kalian pernah ngerasain gimana menderitanya seekor Anjing ? gimana sedihnya seekor anjing ? coba deh kalau kalian jadi Anjing.. yaaa kalau jadi Anjing yang dipelihara sama orang kaya, pejabat, dan diurusin banget mah iya enak. tapi kalau kalian jadi anjing jalanan yang terlantar?? apa kalian gak kasihan sama mereka ?
gue sering berpikiran kalau gue pingin banget melihara anjing kalau makhluk itu gak diharamkan di agama gue (Islam). tapi, ya mau gimana lagi ? anjing diharamkan di Islam..
daan kenapa sih kalau ada orang yang lagi kesel ke sesuatu, mereka suka bilang ANJING!! kenapa sih? apakah anjing serendah itu? mereka juga makhluk yang ingin disayangi.. sekali lagi, MEREKA INGIN DISAYANGI (y). mereka tidak ingin di benci.. mereka butuh kasih sayang ! mereka juga makhluk berperasaan jadi jangan pernah anggap mereka sampah !
 
postingan ini aku credit dari sini . waktu aku baca, terharu banget sumoah bacanya. dan ini masih ada lagi nih>>

PESANKU SELAKU ANJING
Aku, binatang berkaki empat. Jenisku beragam. Aku banyak dipelihara di negri luar. Tapi yang selalu membuatku heran, kenapa aku selalu di pandang rendah dan diharamkan oleh umat Islam? Mengapa aku lebih banyak di benci dari pada di sayang oleh umat Islam layaknya binatang lain seperti kucing, misalnya. Apa aku mengganggu?
Padahal setahu ku aku merasa cukup berjasa di kepolisian. Aku gagah! Tapi kenapa aku dipandang rendah? Namun disisi lain aku di damba kan oleh sebagian orang yang merasa aku ini tidak haram. Mereka mau merawat aku sebagaimana mereka merawat dan menyayangi anak mereka. Kadang kala aku di manfaatkan untuk menjaga keamanan, baik itu oleh pihak Kepolisian ataupun penjaga keamanan rumah-rumah besar. Aku tidak seburuk yang umat Islam katakan-kan? Bahkan mungkin yang membaca karangan inipun akan terkaget atau menertawai pengarang tersebut karena judulnya saja mengandung kata “Anjing”. Mengapa jika orang marah, kebanyakan menyebut nama ANJING. Karena aku dikira HINAkan?!
Hati ku selalu sakit jika aku berjalan di jalanan ramai, anak-anak menjauhiku, mereka minta gendong mamanya untuk menghindariku. Bahkan tidak mustahil mereka akan menangis di tempat. Sehingga akhirnya aku di usir oleh sang Ibu. Apa salahnya berjalan di tempat umum? Apa karena aku binatang?! Tapi ternyata tidak. Aku tidak mengacuhkan anak yang menangis dipangkuan Ibunya gara-garaku tadi. Aku kembali berjalan dan sesekali aku hinggap pada tempat sampah untuk mencari makanan yang mungkin masih bisa dimakan. Kali ini aku menjatuhkan tempat sampah. Si pemilik yang melihat memukuliku dan memakiku dengan kata-kata kasar “Anjing sialaaan!”
Ya, itu sudah biasa bagiku. Aku kembali berjalan dengan tertunduk, terkadang aku berpikir dunia ini sangat kejam. Lalu aku melihat kucing jalanan sedang mengeong di depan pintu rumah orang, aku tertarik untuk melihatnya. Pemilik rumah itu keluar, sungguh beda denganku, kucing itu diberinya makan dan kasih sayang, bahkan senyuman yang tak pernah kudapati. Sedangkan aku? Jika aku menggonggong seperti kucing itu mengeong didepan pintu rumah orang seperti tadi, mungkin aku akan disiksa kembali. Tak terasa air mataku menetes. Ya, air kepedihan.
Penderitaanku belum selesai, aku selalu bertanya-tanya dalam hati, ‘mengapa, tidak ada orang yang ingin seperti aku?’. Mengapa kebanyakan orang jika ditanya, ingin menjadi apa bila dipilih untuk menjadi binatang? Tidak mustahil mereka menjawab “Burung”. Ya, aku memaklumi. Burung memang terlihat bebas diangkasa. Bisa terbang sekehendak hati mereka. Seolah tidak ada beban. Tapi percayalah, “NO BODY’S PERFECT”. Bahkan seekor burungpun mau tidak mau harus dan pasti mempunyai masalah dalam hidupnya. Mustahil sekali ada yang bercita-cita ingin menjadi Anjing sepertiku. Ya, aku hanya bisa jalani hidup ini dengan tegar, walau air mata mengiringi setiap langkahku.
Aku ingin berpesan selaku anjing,
#Aku tidak bisa menentang ajaran Tuhan pada Umat Islam untuk mengharamiku, tapi tolong, jangan cacimaki aku.
#Aku berhak hidup bebas, bukan? Berilah aku kebebasan.
#Selagi aku tidak mengganggu, tolong jangan ganggu aku.
#Walaupun aku binatang, aku ingin dihargai.
#Aku tidak ingin ditakuti.
#Aku tidak menggigit jika tidak di ganggu.
#Teori yang mengatakan, jika anjing dipelihara, anjing itu akan berfikir ‘semoga tuanku mati, dan aku dapatkan tulangnya’, itu bohong.
#Kami tulus menyayangi dan menganggap ibu/bapak majikan kami sampai akhir hidup.
#Bacalah buku atau komik tentangku, tonton film tentangku, maka kau akan tahu bagaimana perasaanku.
#Aku ingin diberi senyuman walau hanya oleh satu orang.
#Aku.... ingin disayangi.
 
gimana? masih mau mengacuhkan dan menghina anjing lagi sebagai makhluk yg tercela? jangan lagi, kita sesama makhluk hidup harus hidup saling damai dan saling mencintai. bye..

Label: , ,

words spilled @ 20.20 / leave goosebumps here