Small Cute Grey Red Outline Pointer
Your IP is :
>
Speak Well :)


Maximum quality for Chrome
1366 x 768 screen resolution

Skin by Le Vans. xoxo
»Fotography : Learn how to use SLR Camera
Sabtu, 13 Agustus 2011

yak, gw mau share tentang fotografi. soalnya lagi mau belajar fotografi hehe, search" di google, tidak ada salahnya berbagi ilmu hoho :D.. buat yang lagi belajar fotografi pakai slr, semoga artikel ni bermanfaat  :) 

Pertama-tama, pelajari dulu teknik memegang kamera slr terlebih dahulu, contoh cara memegang kamera slr seperti foto dibawah ini

LENSA
Spesifikasi lensa, contohnya kit kamera slr canon 350D yaitu "EF-S 18-55 f/3.5-5.6 USM"
  • EF-S
Lensa EF-S ini hanya bisa digunakan di kamera APS-C salah satunya canon 350D yang harganya jauh lebih murah daripada lensa EF yg digunakan untuk kamera 35 mm Full Frame seperti canon 5D atau 1D. Sebenarnya lensa EF sendiri juga bisa digunakan di kamera APS-C tetapi ada pemotongan gambar istilah kerennya crop factor.
  • 18-55
focal length disingkat FL kalau FL nya 18 mm berarti sudut pandangannya (zoom) lebar artinya bisa untuk foto pemandangan atau foto group, semakin tinggi nilai FL nya semakin sempit sudut pandangnya, 55 mm menurut saya lumayan sempit cocok buat foto portrait. Kalau mau lebih sempit biasanya 70 mm keatas, sedangkan untuk lebih lebar bisa coba 11mm, tapi 18 mm saya rasa sudah lumayan lebar. Semua tergantung kebutuhan.
  • 18-55mm f/3.5 – 5.6 atau bisa disebut aperture/diafragma (bukaan)
Coba perhatikan angka f/2.8, 5.6, 11 di gambar bawah, mungkin ada orang yg berpikir kalau 2.8 < 22 maka seharusnya 2.8 bukaan kecil dan 22 bukaan besar. Itu pikiran yg salah, sebenarnya maksud penulisan f/2.8 = 1/2.8 dan f/11 = 1/11, jadi dalam hitungan matematika 1/2.8 > 1/11 yang berarti semakin kecil angka f semakin besar bukaannya yg biasa kita sebut bukaan besar, sedangkan kalau angka f-nya semakin besar bukaannya justru semakin kecil.

camera diasumsikan di tulisan f/2.8 atau gambar aperture. Kenapa kalau lensa yang nilai f-nya semakin kecil spt 1.4 atau 2.8 fixed selalu mahal, memang banyak faktor yg membuat lensa tsb mahal, tapi yg perlu anda ketahui semakin nilai f-nya kecil seperti f/2.8, objek yg di titik fokuskan jauh lebih tajam, detail daripada f/5.6 dan untuk backgroundnya juga jauh lebih blur daripada f/5.6.

objeknya masih tajam tapi tidak setajam yang pertama, backgroundnya juga tidak terlalu blur


semua objek tajam tapi tidak setajam kedua dan pertama, biasanya selain menggunakan f/11 bisa juga coba f/8
Macam-macam lensa
  • Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
  • Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
  • Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
  • Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
  • Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.
 ISO
kata ISO sama dgn ASA seperti pada kamera manual yang memakai roll film. Cuma yg perlu anda ketahui, semakin rendahnya angka ISO seperti 100, tingkat kepekaan cahayanya semakin kecil maksutnya jika memotret di dalam ruangan agak remang2 dengan menggunakan ISO 100 (rendah) maka hasilnya akan gelap, tapi lihat kebutuhan juga karena kadang memang disengaja untuk mendapat hasil yg dramatis, biasanya kalau saya ISO 100 dipakai waktu outdoor dan cuaca cerah
Begitu sebaliknya semakin tinggi nilai ISO misalnya 1600, semakin besar tingkat kepekaan cahayanya, biasanya ISO 1600 digunakan pada saat situasi terjepit misalnya tidak boleh menggunakan flash dan kondisi ruangan gelap, hasilnya mungkin bisa terang tapi gambar kasar (noise), seperti bintik2 warna warni.
memotret di ruangan, mepakai ISO 200 juga terkadang 400, untuk 800 dan 1600 sangat jarang, tergantung kebutuhan
SHUTTER
Shutter adalah lamanya waktu aperture buka, di manual mode waktu anda set bukaan 5.6 dan shutternya 1oo, ketika anda tekan full tombol rana (click), aperture akan membuka besarnya 1/5.6 spt gambar diatas selama 1/100 detik.
Untuk kamera 350D ada fasilitas BULB, ini maksutnya lama waktu bukaan aperturenya ditentukan oleh kita sendiri, misalnya anda set bukaan 5.6 lalu shutternya BULB, di 350D waktu anda tekan clik penuh, tombolnya jangan dilepas, tahan/hold selama anda mau misalnya 20 detik lalu lepas, hasilnya pasti hancur karena f/5.6 lumayan besar dan 20 detik bukan waktu yg singkat.
Tapi coba aja pada waktu malam hari di atas gedung memotret jalanan yg banyak mobil lalu lalang, lalu set f/22 dan shutternya bulb, lalu click dan hold selama 20 detik, hasilnya mungkin masih bagus, lampu2 mobil di jalan raya seperti kelihatan garis2 mengikuti jalan, tapi dgn catatan mobil yg lalu lalang sedikit, kalau banyak jgn 20 detik, terlalu lama.
Bagaimana kalau shutter tinggi seperti 1/250, coba aja cari objek air terjun/air mancur/paling gampang air kran, yg pertama menggunakan shutter rendah bisa bulb, 10″, 5″ dan yg kedua 1/200, hasil yang pertama airnya kelihatan ngalir terus dan yg ke 2 airnya terlihat seperti berhenti. Kenapa bisa demikian? karena 1/250 merupakan waktu yg sangat cepat sehingga bisa membekukan suatu objek, sedangkan 5″ adl waktu yang lama, sensor kamera mengambil gambar terus-terusan selama 5 detik akibatnya gambar sepertinya bergerak hidup. Keduanya sama2 bagus tergantung situasi, kondisi, dan penggunaannya.

  • Speed cepat
Speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
  • Speed lambat
Jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini kadang-kadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).

Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik

Fungsi-fungsi tombol kamera slr


  • A-DEP (Automatic Depth of Field)
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.
  • M (Full Manual)
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
  • A (Aperture Priority)
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
  • S (Shutter Priority)
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
  • P (Program)
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
  • Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.
  • Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
  • Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
  • Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
  • Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
  • Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.
  • Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.
  • No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya.

Label:

words spilled @ 01.04 / leave goosebumps here